Kamu tahu pantai Klayar? Tidak . Kalo Pacitan tahu dong, ya iyalah kota kelahiran pak Sby. Pantai Klayar adalah salah satu pantai eksotis di Pacitan. Meskipun belum terkenal kaya Parangtritis yang ada di Ngayogyokarto tapi keindahan Klayar tak jauh beda dengan Parangtritis. Tepatnya 45 KM barat Pacitan dan dapat dicapai dengan sepeda motor atau mobil. Tapi saya sarankan memakai sepeda motor saja. Salah satu faktornya adalah jalan yang sempit dan berkelok. Kita berangkat dari Malang pukul 19.30 dengan 2 mobil. Aku bersama rombongan mas Very, di dalam mobil tersebut ada 6 orang ( aku, mas Very serta istri, mas wempi, mbak devy dan mas Iksan). Dan yang satu rombongan lagi ada mas Sigit, mas Agung dkk. Kita menempuh rute Malang-Batu-Kediri-Nganjuk-Ngawi-Madiun-Ponorogo-Pacitan.
Kota pertama yang kita lalui adalah Batu, seperti yang kita ketahui bahwa jalan di Batu itu berkelok-kelok. Maklum pancen wong ndeso eh perutku mual-mual melewati jalan yang berkelo-kelok tajam tersebut tapi bukan aku aja mbak Devypun sudah tak berdaya hahaha. Tapi aku tahan, malu dong masa laki mabok. Akhirnya Batu sudah terlewati, mobil kita masuk kabupaten Kediri. Jadi inget deh waktu kursus di Pare dulu walaupun cuma 1 bulan. Jamku menunjukkan 22.00 WIB kitapun sampai di kota Kediri. Hayo apa yang menarik di Kota Kediri. Itu loh bangunan replika yang ada di luar negeri. Kitapun menyempatkan diri untuk hunting foto dulu. Setelah puas foto-foto saatnya melanjutkan perjalanan kita yang masih jauh. Gas poool rem pol oleh mas Very, tmen yang baik hati menjadi sopir Malang-Pacitan. Perjalan Kediri-Nganjuk aku tertidur sebentar. Wah sekitar sejam akhirnya nyampek di Nganjuk. Perut terasa lapar, let's kuliner malam Nganjuk. Ada yang tahu? Ternyata bukan Madiun aja yang punya pecel ladziit tapi Nganjukpun tak kalah menendang. Mobilpun merapat di dekat warung lesehan yang ada di pinggir jalan. Recomended banget, berada di sepanjang jalan Ahmad Yani. Pecel yang kentel, sayur, peyek, nambah puyuh dan teh anget mantaaaap. Heeeeeeek wareeeeeeeeek.
Singkat cerita, karena sudah malam dan ngak ada homestay yang buka, akhirnya kita nginep di rumahnya mas Very yang ada di Nganjuk. Yups rumah orang tuanya dulu, kita sempatkan istirahat sebentar dan meluruskan punggung. Jam 12 tepat aku berusaha tidur, walaupun sudah aku pejamkan tapi tetap tidak bisa tidur. Ampuuuuuuuuun bakal ngeronda malam ini. Jam 3 kita melanjutkan trip kita yang baru setengah perjalanan. Walaupun masih sedkit ngantuk harus dipaksa ni mata.
Wooooooow akhirnya nyampek Ponorogo. Kabupaten yang bersandingan langsung dengan Pacitan. Wah pikirku ini sudah dekat, asyeeeeeeeeeeek mau nyampek. Ngisi bensin dulu ah di SPBU sekalian tanya-tanya ke petugas. Whaaaaaaaaaaaaat ternyata masih 2 jam lebih. Alamaaaaaaaaaaaak, katanya masih melewati bukit-bukit dan jalan yang berkelok-kelok, naik turun. Ternyata benar apa kata mas petugas, jalanya memang memacu adrenalin. kelokan tajam serta rute naik turun perbukitan. Ada beberapa ruas dengan tanjakan dan turunan cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah hijau akan menemani sepanjang perjalanan. Setelah melewati perbukitan akhirnya kita sampe di kota Pacitan. Tapi tau ngak? Oh oh ternyata masih jauh sekitar 1 jam an lebih. Melewati jalan yang ya ampun, oh God , oh noooooo. Berkelok-kelok, menikuk tajam, tambah lebih parah lagi, jalanya hanya muat 1 mobil pas dan ngak kurang. So bagaimana kalo berpapasan dengan mobil lain, ya mau ngak mau harus ada salah satu yang mengalah.
Thanks God, akhirnya aku sampai di pantai Klayar juga. Ternyata bukan rombongan kita yang datang menikmati pantai Klayar tapi juga orang2 yg lain tapi turis domestik. Kita disambut hamparan pasir putih membentang dengan ombak sejernih kristal memecah di bibir pantai, diapit bukit karang di kanan dan kirinya. Anda bisa naik ke bukit karang di sebelah kanan dan menikmati pemandangan landscape Klayar yang indah dari sebuah gardu pandang. Setelah menyusuri pantai yang berpasir putih dan air yang jernih kita menuju seruling laut tempatnya agak ke atas. Menaiki tebing-tebing tinggi lah ternyata di atas sudah banyak orang-orang yang ada di sana. Jangan kaget ketika di belakang kamu tiba-tiba sebuah air mancur menyembur ke atas. Lagi-lagi sebuah fenomena alam luar biasa. Ada sebuah celah di batu karang ini. Ketika ombak datang dengan cukup deras, sebagian airnya masuk ke bawah batu dan menyembur ke atas seolah sebuah air mancur raksasa yang bisa mencapai ketinggian hingga 10 meter. Air mancur ini juga disertai dengan suara mirip siulan sehingga sering disebut sebagai seruling laut.
